PERKEMBANGAN Jilboobs kini amat menakutkan. Muncul istilah Jilboobs di sosialmedia. Jilboobs kadang -kadang dijadikan sebutan untuk menyindir wanitayang memakai tudung tapi tetap berpakaian ketat hingga bentuk tubuhdicetak jelas. Tutup tapi tertonjol.
Maraknya jilboobs atau tudung ketat yang menjadi sebuah fenomena diIndonesia dan mulai di Malaysia. Hal ini menjadi kebimbangan tersendiri bagiseorang isteri bernama Pipik Dian Irawati (gambar) dari Jakarta.. Dia kesaldengan banyaknya pemakaian tudung yang tidak benar.
Pipik Dian Irawati / @ Foto: KapanLagi.com®
Beliau memberikan kenyataan mengenai jilboobs serta bagaimana memakaitudung yang benar. Tak ingin menghakimi dia menceritakan bahawa dulu jugapernah salah dalam memakai tudung, namun proses yang akhirnyamembimbingnya menjadi lebih baik.
"Dulu saya nggak seperti ini tapi ada proses untuk memakai tudung. Sayapernah lepas, saya pernah gantungkan saja di baju, pernah pakai seluar jeans. Dari situ saya akhirnya tahu kalau untuk menutup aurat, ya benar-benar menutup sehingga lekuk tubuh nggak kelihatan, "katanya.
Pipik menambah bahawa setiap kebaikan semua ada prosesnya. Dia berharapsuatu saat proses ini akan menggiring seseorang untuk berhijab lebih baik.
"Saya baik sangka, mudah-mudahan dengan fenomena ini menyedarkan. Sayanggak berani menjudge keimanan seseorang, tapi suatu saat mereka akantahu apa erti hijab," tegasnya.
Sosiologi Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Musni Umar juga memandang tidak seharusnya semua orang menyalahkan para remaja yangberpakaian seperti ini. Sebagai remaja, mereka perlulah diberikan sokongankerana telah membuat keputusan memakai tudung.
"Ini suatu proses yang bagus untuk anak-anak muda untuk pakai tudung, tohseterusnya boleh diberikan kesedaran agar jangan erotik, ada proseslanjutannya," tegasnya.
Sokongan tentunya sangat diperlukan mereka agar bersemangat danmeneruskan niatnya untuk terus bertudung. Jika sejak awal sudah mendapatcercaan atau kritikan, bukan tidak mungkin kaum remaja putri tersebutmenarik kembali niatnya.
"Jangan baru apa-apa sudah cela mereka, sudah tidak memberi penghargaanpada anak-anak remaja, malah memalukan mereka di depan umum, kritikanmereka. Ini proses perubahan sisi lama ke kehidupan baru, diberi pengertianagar tidak merangsang lawan jenis," pinta Musni Umar. (IH)
Lihat sebelum ini..
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.